event di Dejavu

event di Dejavu

Thursday, December 11, 2008

Bergelap-gelapan di siang hari

Bila mendengar kata gelap, mungkin yang terbesit dipikiran orang adalah suasana pada malam hari. Lalu apa jadinya jika suasana gelap tersebut ada disiang hari dan bukan malam hari. Sudah pasti akan membingungkan semua oang karena hal tersebut tidak sesuai dengan yang seharusnya. Tapi, saya mengalami hal tersebut pada hari sabtu yang lalu, ketika band saya (Noisy Trip) manggung di parkit Dejavu Cafe dikawasan Kebon Sirih. Jakarta Pusat dalam acara yang bertajuk “Distorsion Without Sin” yang diadakan oleh Red Studio, sebuah studio musik di kawasan Kelapa Dua, Jakarta Barat yang dikelola oleh teman saya.

Lalu kenapa dikatakan suasana gelap pada siang hari? Karena band saya mendapat jatah untuk perform pada siang hari yakni sekitar jam 1. Dan kenapa dikatakan suasana gelap, band saya jika perform dimana pun suasana di panggung harus lah gelap. Jadi, semua penerangan yang mengarah ke panggung dimatikan semua. Sekedar informasi, konsep band saya memang seperti itu, lebih mengutamakan nuansa gelap dan suram serta dibarengi dengan suasana berisik tapi tenang. Boleh dikatakan, band saya memainkan musik bergenre noise.

Ketika di panggung sendiri, semua berjalan cukup lancar. Band saya membawakan 3 lagu, salah satu nya mengaransemen kembali lagu Transmission dari band post punk asal Inggris, Joy Division. Walaupun selama dipanggung lancar-lancar saja, namun ketika di cafe nya sendiri penonton masih sangat sepi. Paling-paling yang menonton hanyalah para panitia dan band-band yang akan bermain setelah band saya. Apa karena band saya main di siang hari sehingga sepi penonton? Nampaknya memang hal itu sudah sering terjadi di setiap acara mana pun.

Ngomong-ngomong soal band saya yang bermain di siang hari, saya beserta teman-teman di band saya sebenarnya kurang setuju dengan jatah bermain band saya di siang hari. Padahal, di pamflet acara terdapat logo band saya yang disejajarkan dengan band-band yang menjadi guest star di acara tersebut. Mungkin, jika orang lain atau teman-teman melihat pamflet tersebut dan melihat pula ada logo band saya pasti lah mereka mengira band saya adalah guest star dan sudah pasti bermain pada malam hari. Karena biasanya band-band yang masuk kategori guest star adalah band-band yang bermain pada inti acara dan biasa nya inti acara tersebut sebelum acara selesai. Maka dari itu, band saya sangat tidak setuju dengan format seperti itu.

Belakangan diketahui, beberapa hari sebelum acara di mulai saya mengetahui bahwa yang menjadi guest star adalah band-band yang beraliran metal. Dan yang mendominasi diacara tersebut adalah band-band metal dan melodic punk. Saya beserta teman-teman di band saya pun semakin heran dan sedikit kesal dengan hal itu. Menurut pengakuan teman saya, selaku penggagas serta pelaksana acara tersebut bahwa band saya adalah guest star di genre saya dan tidak bisa untuk dirubah agar bermain pada sore atau menjelang malam hari karena itu akan merubah semua rundown acara. Saya semakin tidak mengerti ketika band-band yang bermain dimalam hari adalah band-band metal. Padahal, kalau tidak salah teman saya berkata bahwa yang bisa bermain di acara tersebut adalah band-band yang menggunakan distorsi.

Untuk sekedar sharing, saya sempat bertanya kepada 2 orang teman saya yang sedikit tahu tentang seluk-beluk acara musik . Mereka pun kaget dengan format acara tersebut. Menurutnya, band saya seharusnya mendapat hak untuk main malam karena logo band saya tercantum di pamflet dan disejajarkan dengan guest star yang lain. Mereka pun meminta saya agar protes ke panitia acara tentang masalah itu.

Dengan keadaan seperti itu, sepertinya sia-sia saja usaha untuk melobi teman saya untuk bisa bermain sore atau malam hari, karena bisa saja band saya malah dicoret dari acara tersebut sehingga tidak bisa perform di acara tersebut. Saya pun hanya pasrah menerima keadaan seperti itu, walaupun kenyataannya saya sangat kecewa. Bahkan, teman di band saya berkata bahwa acara tersebut sangat diskriminasi genre. Band-band yang beraliran metal pasti mendapat kehormatan bermain di malam hari ketika penonton mulai memadati tempat acara. Saya pun sebenarnya sependapat dengan hal itu, hal itu diperkuat dengan background teman saya selaku penggagas serta pelaksana acara yang memang suka metal. Saya pun semakin yakin ada nya diskriminasi genre. Mungkin jika hal ini saya katakan ke teman saya, pasti lah dia menolak bahwa acara nya sangat diskriminasi genre.

Kalau saja saya berandai-andai jika band saya beraliran metal, sudah pasti saya akan diberi jatah pada malam hari. Fakta sekarang saja, dengan musik saya yang saya bisa katakan minoritas saja tidak diberi kesempatan untuk menjadi guest star yang seharusnya. Ya sudah lah.........meminjam istilah orang-orang, saya hanya bisa berkomentar, “cukup tahu saja.”

Tapi kalau saya lihat sekarang, memang acara-acara musik indie jaman sekarang terlalu mengkotak-kotakan aliran musik. Jadi, ketika suatu band sudah sering bermain di acara-acara musik yang genre musiknya sesuai dengan band tersebut pasti band tersebut sudah merasa dirinya adalah artis. Buat band-band yang merasa seperti itu, silahkan kalian berbangga-bangga diri, dengan memainkan musik yang sedang ngetrend di scene indie atau underground jaman sekarang. Tidak ada salahnya dengan memainkan musik yang dianggap minoritas atau musik-musik yang belum pernah dimainkan orang-orang jaman sekarang.

2 comments: