event di Dejavu

event di Dejavu

Saturday, December 20, 2008

Hadirnya musisi baru

Band-band baru bermunculan…

Band-band baru bermunculan…..penyanyi baru bermunculan pula….tapi apakah mereka bisa sukses dengan cepat? Padahal kalo dilihat faktanya sih jarang banget yang seperti itu. Atau bisa dibilang karirnya mah biasa-biasa aja. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti : kalo udah masuk major label pasti sudah dianggap menaikkan image sebuah band. Kebanyakan band baru terinspirasi oleh band pujaannya sehingga berujung pada alasan utama yakni memang sudah ngebet ingin sukses dan yang penting diterima oleh major label yang hanya bermodalkan demo lagu aja. Kalo yang ada kayak gitu, yang dihasilkan adalah band-band yang gak punya originalitas sama sekali karena demo yang mereka tawarkan juga hanya mementingkan selera pasar dan yang pasti band-band atau penyanyi tersebut hanya sebagai copy cat dan tidak punya karakter yang kuat dari mereka sendiri.

Kalau mau dicontoh sih’ seperti Kangen band, Matta, St12, Repvblik dan masih banyak lagi band-band yang modelnya seperti itu. Bisa dicermati musiknya yang saya sebut sangat standar banget’ baik dari segi musik dan lirik, sesuai dengan gambaran industri musik sekarang yang menginginkan seperti itu. Ya,akhirnya masyarakat pun menyukai musik-musik seperti itu tanpa harus memilih-memilih apakah bagus atau tidak. Dan juga kalau diperhatikan, dari segi musik, lirik hampir saja band satu dengan band yang lainnya cuma buat beda cuma aransemennya aja.

Tapi, ada juga diantara band-band tersebut aransemennya sama banget, cuma beda bandnya aja. Jadi, musik yang dihasilkan gak punya ciri khas atau gebrakan dalam bermusik. Karena mereka hanya cari aman dan cenderung untuk takut untuk bereksperimen dalam bermusik. Kalau hal itu gak dilakukan,udah pasti penjualan album mereka bakal rugi dipasaran karena tidak sesuai dengan selera pasar. Maka nya bisa dilihat band-band sekarang, mereka sukses karena mereka dikuasai pasar dan keberanian label mempromosikan band tersebut secara besar-besaran.

Lagipula mereka bisa sukses karena faktor lucky nya dan ditolong oleh kondisi pasar yang lagi sesuai dengan musiknya. Jadi, kalau selera pasar udah berubah dan band-band tersebut gak mengikuti perubahan pasar maka bisa dipastikan band tersebut akan ditinggalkan oleh penggemarnya karena tidak sesuai trend musik yang ada sehingga band tersebut tidak laku lagi dipasaran. Berarti hal ini bisa jadi bukti kalau sisi kreatifitas dalam bermusik bisa diatur bahkan dimatikan oleh komersialisme dan industri musik sekarang.

Karenanya musik adalah karya seni dan seni itu identik dengan kebebasan dari segala aturan yang berlaku. Jadi, kalo melihat kondisi sekarang musisi itu bisa saya simpulkan bukan seniman, karena musisi sekarang malah tunduk pada industri musik dan tidak berani mengekpresikan sesuatu yang bisa menjadi ciri khas yang cenderung melawan arus sehingga benar-benar tidak sesuai dengan selera pasar sekarang.

Sekarang, timbul pertanyaan apakah bisa musisi baru itu bisa membuat musik yang berciri khas dan mempunyai originalitas?dan jawabannya bisa aja, asalkan ketika niat awal memutuskan bermain musik untuk kepuasan batin dan sarana penyaluran kreatifitas sehingga mengesampingkan faktor tergiur oleh kesuksesan band-band sebelumnya dan menjadikan musik sebagai sandaran hidup. Jika hal tersebut dilakukan, maka musik yang dihasilkan akan mempunyai ciri khas karena tidak terpengaruh faktor membuat musik secara instan dan kemudahan dalam menikmati musiknya.

Tapi, apakah sekarang sudah seperti itu?jawabannya TIDAK. Semakin band-band mayor label dipromosikan secara besar-besaran maka musisi-musisi instan akan bermunculan semakin banyak akibat efek dari promosi tersebut. Bisa ditegaskan, musik-musik Indonesia akan dipenuhi oleh sesuatu yang berbau instan dan tidak berciri khas sama sekali.Apakah akan seperti ini terus sampai akhir jaman?

No comments:

Post a Comment