event di Dejavu

event di Dejavu

Saturday, December 20, 2008

Rasa persatuan lewat musik

Musik adalah bahasa yang paling universal dalam menyampaikan be

Musik adalah bahasa yang paling universal dalam menyampaikan berbagai hal, karena bentuk penyampaiannya yang beragam sehingga banyak orang memanfaatkan media ini sebagai sarana pengekspresian diri. Termasuk rasa persatuan. Persatuan sendiri berarti menjadi satu, utuh, tidak terpecah-belah dan solid. Dalam hal ini, saya tidak akan membahas tentang rasa persatuan, tapi saya membahas tentang sebuah acara musik, tepatnya acara indie yang saya datangi hari sabtu (14/6) disebuah kafe kecil, di daerah Jakarta Pusat.

Acaranya sendiri bernama Rasa Persatuan part 2. Awalnya saya memang tidak berminat untuk menghadiri acara ini, karena tidak sesuai dengan selera musik saya. Dari pamflet sendiri, tergambar tentang acara ini, acara metal.Itu pada awalnya, karena terlihat dari design, pemilihan warna serta gambar latar yang memperkuat asumsi saya.

Karena diminta oleh teman saya, akhirnya pun saya datang hanya untuk melihat teman saya manggung. Sebenarnya dari awalnya bukan menonton, tapi mendokumentasikan aksi panggung teman saya dengan kamera, itu juga teman saya yang meminta. Menonton teman saya itu sudah pasti, jika memotret pasti sekalian menonton juga. Untuk hasil fotonya sendiri, nanti akan saya publikasikan di blog saya.

Sesampainya disana, sebuah pemandangan yang membuktikan asumsi saya. Penonton bahkan pengisi acara tersebut mayoritas memakai pakaian hitam-hitam. Tapi yang saya herankan, kenapa rata-rata mereka masih seperti anak sekolah, tepatnya pelajar SMP atau SMA. Bahkan,saya sempat melihat beberapa diantara mereka melakukan ritual yang biasa ada disetiap acara musik, yakni berkumpul bersama demi sebuah alcohol. Parahnya, mereka itu masih terlihat seperti anak sekolah (mudah-mudahan tebakan saya benar). Padahal belum waktunya mereka melakukan hal seperti itu.

Setelah menunggu personil band teman saya yang lain, akhirnya kami pun memasuki kafe tersebut. Untungnya saya tidak mengeluarkan uang sepeser pun untuk membeli tiket, karena saya termasuk rombongan band teman saya yang mendapat free pass. Sesampainya didalam kafe, keadaan memang agak remang-remang, disengaja atau tidak saya tidak tahu persis. Ketika saya sampai dipanggung sedang ada band yang sedang tampil. Ternyata audience, baik yang menonton maupun yang sedang tampil juga mayoritas masih berstatus pelajar.

Penontonnya sendiri tidak terlalu banyak, mungkin hanya sekitar 30an orang saja. Wajarlah, acara indie memang biasanya penontonnya tidak terlalu banyak dan rata-rata yang menonton hanya lah teman-teman mereka sendiri. Bagian tengah kafe sangat lengang, karena hampir semua penonton menempati sisi sebelah kiri stage karena disisi tersebut ada sofa panjang yang cukup nyaman untuk diduduki.

Sepanjang acara, saya memperhatikan band-band yang tampil tapi saya hanya ingat beberapa nama band saja, seperti skater park, power fuck girl.Saya mengamati band-band tersebut sebelum band teman saya tampil, nama band teman saya yakni Twist My Sister’s. Yang saya herankan kenapa band-band tersebut memainkan jenis musik yang sama dan sedang digandrungi oleh remaja-remaja di Jakarta, yakni Emo atau metal core. Terlihat dari musiknya dan ciri khas vokalnya yakni teriakan-teriakan yang saya sendiri pun bingung dari mana roots musiknya. Bahkan ada salah satu band yang teriakannya seperti growl di musik metal, apakah mereka ingin disebut metal juga.

Itu lah emo (sebenarnya bukan jenis musik, tapi saya bingung menyebutnya apa). Seperti kata teman saya, emo itu juga ingin disebut metal, maka nya musik emo ada yang menyebut juga metal core. Cukup lah menyudutkan mereka.

Kembali ke acara tadi, selain musiknya yang seragam diperparah lagi dengan buruknya kondisi alat di stage, terutama drum set dan kurang baiknya sang MC dalam memandu acara, seperti terburu-terburu ingin selesai dan kurangnya komunikasi dengan penonton seperti mengajak penonton berinteraksi atau hanya memberikan joke-joke ringan supaya acara tidak garing. Ada hal unik tapi sebenarnya memalukan di acara itu, ada satu band datang dari Bogor tanpa membawa alat seperti gitar atau bass.

Padahal, panitia yang diwakili MC menyatakan bahwa panitia hanya menyediakan sound dan drum. Apa sebenarnya yang terjadi, padahal seminggu sebelum acara itu panitia mengdakan technical meeting acara tersebut. Jadi, dalam hal ini siapa yang salah, panitia atau si band tersebut. Atau mungkin kedua belah pihak yang melakukan kesalahan.

Dimana rasa persatuan dalam musik jika menampilkan musik yang seragam. Seharusnya jika nama acaranya rasa persatuan musiknya harus beragam, jadi bisa membuktikan kalau scene indie bisa bersatu walau berbeda jenis musik. Tidak pantas acara tersebut dinamakan rasa persatuan, saran saya diganti saja namanya atau dirubah, seperti “rasa persatuan anak emo” atau “rasa persatuan scene emo”. Mungkin kalau nama acaranya seperti itu dan teknis pelaksanaan acara bisa ditata dengan baik dan benar mungkin bisa saja akan berdampak baik kepada semua pihak yang mengetahui nya.

Terlepas dari hal keseragaman musik dan nama acara yang terlalu umum, saya salut dengan band teman saya, Twist My Sister’s. Bukan bermaksud untuk membaguskan band teman saya, mereka tampil di acara tersebut dengan jenis musik yang berbeda yakni modern rock ala Korn. Sangat enerjik dan bahkan sebelum band teman saya tampil, para penonton di luar mulai memasuki cafe dan menempati bagian tengah cafe. Jadi nya terlihat ramai acara tersebut.

Walaupun respon penonton biasa saja ketika band teman saya tampil, tapi saya mendengar dari kakak teman saya yang juga menonton band teman saya, bahwa ada beberapa penonton yang menganggukkan kepalanya mengikuti alunan lagu band teman. Lumayan lah, ada respon positif walau sedikit dari penonton.

Setelah band teman saya tampil dan mereka memutuskan untuk langsung pulang, saya pun mengikutinya. Lagipula saya pun memang tidak merasa nyaman berada cukup lama di tempat dan acaranya yang berantakan tersebut serta suanasa cafe yang sangat pengap dan gerah karena tidak difungsikannya pendingin ruangan di cafe tersebut. Dan asumsi saya bahwa acara tersebut adalah acara metal ternyata salah besar........

No comments:

Post a Comment