event di Dejavu

event di Dejavu

Saturday, December 20, 2008

Diskriminasi musik oleh televisi

Musik adalah sesuatu yang general

Musik adalah sesuatu yang general. Maksudnya bahwa musik itu adalah sesuatu yang bisa diterima oleh banyak orang tidak mengenal usia, tingkat pendidikan, penghasilan, suku, ras, agama dan masih banyak lagi. Dan musik sendiri walaupun mempunyai bentuk yang bermacam-macam, tapi tetap saja mempunyai tujuan yang sama yakni apakah sebagai bentuk karya seni atau sebagai hiburan semata. Jadi, jika seseorang atau beberapa pihak misalnya tidak menyukai jenis musik tertentu, tidak seharusnya juga pihak tersebut malah menganaktirikannya atau tidak memberikan porsi yang sama dengan musik yang disuka nya.

Jika berbicara tentang memberikan porsi yang sama, berarti musik yang jenisnya bermacam-macam tersebut mendapat kesempatan serta tempat yang sama dengan jenis musik yang lain. Misalnya, musik minoritas seharusnya bisa mendapat porsi untuk mendapat kesempatan serta tempat yang sejajar dengan musik yang sudah mayoritas. Disinilah peran media massa, sebagai forum publik bisa menampilkan hal tersebut. Media massa dalam fungsinya harus sebagai media informasi, edukasi dan hiburan. Itu merupakan fungsi jika dikaitkan dengan musik.

Namun lihatlah sekarang ini, media massa hanya sebagai alat dari kepentingan pemodal besar. Dalam hal ini ada hubungannya dengan musik mayoritas. Bisa dilihat, media massa sekarang hanya cenderung menampilkan musik-musik mayoritas saja atau bisa dikatakan musik yang sedang digandrungi masyarakat sekarang. Sebenarnya apa sih musik yang digemari sekarang? Paling-paling hanya musik-musik yang cenderung easy listening, termasuk didalamnya kategori mellow dan tidak rumit untuk mencernanya. Lalu bagaimana dengan musik-musik yang cenderung rumit untuk dicerna masyarakat, mereka pun terhempas oleh dominasi musik-musik mayoritas sekarang yang memang diakui tampilan di media massa sangat sering dilakukan secara berulang-ulang.

Apa sebenarnya musik-musik mayoritas itu? Yakni musik-musik yang tergabung dalam label-label rekaman skala besar. Karena label-label tersebut menganut paham bisnis yakni mencari keuntungan sebesar-besarnya jadi musik-musik juga harus laku dijual. Lalu seperti apa musik-musik yang laku dijual, ya sudah pasti yang disukai masyarakat. Kalau musik yang disukai masyarakat, diatas saya sudah menjabarkan karakteristiknya.

Namun saya tidak akan membahas label-label rekaman tersebut serta bagaimana mekanisme menjual musiknya. Yang membuat saya miris adalah bagaimana tingkah laku media massa sekarang dalam menampilkan musik ke masyarakat. Contohnya saja media televisi yang ada sekarang. Hampir setiap hari masyarakat termasuk saya, walau saya jarang menonton televisi selalu dijejali oleh musik-musik yang hanya disukai masyarakat. Bagaimana dengan musik-musik yang bisa dikatakan minoritas, sangat jarang ditampilkan atau mungkin saja tidak pernah ditampilkan sama sekali. Apa penyebab dibalik itu semua? Tujuannya adalah untuk mendapatkan iklan dan rating yang tinggi sehingga memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya sehingga mengesampingkan kualitas dari musik yang ditampilkan. Jika saja televisi menampilkan musik-musik yang sedang digemari sekarang, sudah pasti yang menonton pun akan banyak sehingga rating acara tersebut akan naik dan menarik minat pihak-pihak yang hendak memasang iklan di salah satu progam musik tersebut.

Musik-musik jaman sekarang yang saya lihat dari segi jenis musik sangat seragam, tidak ada bedanya. Mungkin yang membedakan hanya nama grup musiknya saja. Sudah begitu, hal itu diperparah dengan tidak adanya karakter atau ciri khas dari grup musik tersebut karena adanya keseragaman dalam bermusik tadi. Jika sudah begini, yang ada hanyalah musik hanya sebagai hiburan semata dan masyarakat pun kehilangan akses informasi tentang jenis musik lain yang mungkin saja belum diketahui masyarakat. Jika sudah begini, berarti bisa dikatakan televisi tidak bisa menjadi sumber informasi dalam hal musik kepada masyarakat dan tidak memberikan kesempatan kepada musik-musik nonmainstream untuk dilihat karyanya oleh masyarakat

Walalupun keadaannya sudah seperti itu, sangat jauh dari ideal namun masih ada stasiun televisi yang mencoba bertahan dengan menampilkan semua jenis musik yang ada, yakni TVRI. Sejak dulu hingga sekarang, TVRI selalu menampilkan berbagai macam musik yang ada baik mayoritas ataukah minoritas, apakah itu pop, rock, etnik, blues, country dan masih banyak lagi. Namun, sayang karena manajemen TVRI yang tidak becus sehingga masyarakat tidak menjadikan TVRI sebagai referensi utama dalam acara-acara musik. Padahal, jika TVRI digarap secara baik dan benar bukan tidak mungkin TVRI menjadi pilihan utama masyarakat dalam menonton acara musik. Jika itu terjadi, maka TVRI akan kembali ke masa-masa jaya nya, dimana ketika belum ada stasiun televisi swasta TVRI menjadi stasiun televisi yang utama.

No comments:

Post a Comment